Tantangan?

Orang Jepang sejak lama menyukai ikan segar. Tetapi tidak banyak ikan yang tersedia di perairan yang dekat dengan Jepang dalam beberapa dekade ini. Jadi untuk memberi makan populasi Jepang, kapal-kapal penangkap ikan bertambah lebih besar dari sebelumnya. Semakin jauh para nelayan pergi, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membawa hasil tangkapan itu ke daratan. Jika perjalanan pulang mencapai beberapa hari, ikan tersebut tidak segar lagi. Orang Jepang tidak menyukai rasanya.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perikanan memasang freezer di kapal mereka. Mereka akan menangkap ikan dan langsung membekukannya di laut. Freezer memungkinkan kapal-kapal nelayan untuk pergi semakin jauh dan lama. Namun, orang Jepang dapat merasakan perbedaan rasa antara ikan segar dan beku, dan mereka tidak menyukai ikan beku. Ikan beku harganya menjadi lebih murah. Sehingga perusahaan perikanan memasang tangki-tangki penyimpan ikan di kapal mereka. Para nelayan akan menangkap ikan dan langsung menjejalkannya ke dalam tangki hingga berdempet-dempetan. Setelah selama beberapa saat saling bertabrakan, ikan-ikan tersebut berhenti bergerak. Mereka kelelahan dan lemas, tetapi tetap hidup. Namun, orang Jepang masih tetap dapat merasakan perbedaannya. Karena ikan tadi tidak bergerak selama berhari-hari, mereka kehilangan rasa ikan segarnya. Orang Jepang menghendaki rasa ikan segar yang lincah, bukan ikan yang lemas.

Bagaimanakan perusahaan perikanan Jepang mengatasi masalah ini?
Bagaimana mereka membawa ikan dengan rasa segar ke Jepang?
Jika anda menjadi konsultan bagi aindustri perikanan, apakah yang anda rekomendasikan?

Begitu anda mencapai tujuan-tujuan anda, seperti mendapatkan jodoh - memulai perusahaan yang sukses - membayar hutang-hutang anda - atau apapun, anda dapat kehilangan gairah anda. Anda tidak perlu bekerja demikian keras sehingga anda bersantai. Anda mengalami masalah yang sama dengan para pemenang lotere yang menghabiskan uang mereka, pewaris kekayaan yang tidak pernah tumbuh dewasa, dan para ibu rumah tangga jemu yang kecanduan obat-obatan resep. Seperti masalah ikan di Jepang tadi, solusi terbaiknya sederhana.

Hal ini diamati oleh L. Ron Hubbard di awal 1950-an.

"Orang berkembang, anehnya, hanya dalam kondisi lingkungan yang menantang"

Keuntungan dari sebuah Tantangan:
Semakin cerdas, tabah dan kompeten diri anda, semakin anda menikmati masalah yang rumit. Jika takarannya pas, dan anda terus menaklukan tantangan tersebut, anda akan bahagia. Anda akan memikirkan tantangan-tantangan tersebut dan merasa bersemangat. Anda tertarik untuk mencoba solusi-solusi baru. Anda senang. Anda hidup!

Bagaimana Ikan Jepang Tetap Segar?
Untuk menjaga agar rasa ikan tersebut tetap segar, perusahaan perikanan Jepang tetap menyimpan ikan di dalam tangki. Tetapi kini mereka memasukkan seekor ikan hiu kecil ke dalam masing-masing tangki. Memang ikan hiu memakan sedikit ikan, tetapi kebanyakan ikan sampai dalam kondisi yang sangat hidup. Ikan-ikan tersebut tertantang.

Renungan :

"Jangan menghindari tantangan, melompatlah ke dalamnya dan taklukanlah. Nikmatilah permainannya."

Jika tantangan anda terlalu besar atau terlalu banyak, jangan menyerah!!! Kegagalan jangan membuat anda lelah, sebaliknya, atur kembali strategi.

Kemukanlah lebih banyak keteguhan, pengetahuan, dan bantuan. Jika anda telah mencapai tujuan anda, rencanakanlah tujuan yang lebih besar lagi.

Begitu kebutuhan pribadi atau keluarga anda terpenuhi, berpindahlah ke tujuan untuk kelompok anda, masyarakat, bahkan umat manusia.

Jangan ciptakan kesuksesan dan tidur di dalamnya!

Anda memiliki sumber daya, keahlian, dan kemampuan untuk membuat perubahan.Jadi, masukkanlah seekor ikan hiu di tangki anda dan lihat berapa jauh yang dapat anda lakukan dan capai !

Tantangan gue :
- hidup sehat and ngak sakit-sakitan lagi.
- sukses di Singapur, negara yang sangat kompetitif.

Lalu sebutkan Incantation ini berulang-ulang:

"Gue pasti bisa (sebutkan tantangan lu)"

Menurut Tung Desem Waringin dalam bukunya Financial Revolution, arti harfiah dari incantation adalah mantra, dan kadang-kadang orang lain menyebut afirmasi. Ketika Anda mengulangi satu kalimat dengan emosi yang kuat, Anda akan mulai mempercayainya. Dan hasilnya akan lebih hebat lagi bila kita mengulangi kalimat tersebut dengan emosi yang kuat sambil bergerak. Gunakan kekuatan dari incantation ini dengan menggunakan satu yang paling membantu anda.

NB:
1. Thanks buat Stella Claudia atas email tentang nelayan di Jepang :D
2. Buku Financial Revolution nya si Tung Desem Waringin, walaupun gue baru baca setengah, menurut gue bagus lho. Dengan bahasa yang simple, beliau dapat memotivasi para pembaca dari berbagai kelas. Sekalian promosi nih gue hehe.

posted by edgar @ 1:15 PM, ,


Indahnya...

Merenung akan Indahnya Indonesia..
Merenung akan Indahnya Jakarta...
Merenung akan Indahnya masa-masa di Canisius (SMA)..

Pada artikel ini, gue mao sharing pengalaman gue sebagai seorang pelajar SMA yang mau meninggalkan Canisius, Jakarta dan Indonesia.

Kira-kira seminggu yang lalu, setelah gue menerima letter of provisional acceptance dari SMU, gue telp SMC (agen consultantnya SMU–red) dan sudah dipastikan bahwa 90% gue bakal diterima di SMU secara sementara (karena gue masih harus nunggu hasil UAN waktu itu dan masih harus melakukan medical checkup dll)

Ketika mendengar berita ini, spontan aja perasaan senang, bangga muncul. “Wah gue diterima di univ yang gue impi-impikan”. Perasaan yang belum pernah gue dapet pada waktu gue diterima di univ-univ lain. Maaf, gue ga bermaksud meremehkan univ lain yang gue daftar, tetapi karena memang prioritas pertama gue dari dulu SMU dan juga usaha extra yang udah gue perjuangkan untuk mendapatkan tuh univ.

Gue langsung aja telp Ernest (kakak kelas gue di CC yang skrg di SMU –red) dan cerita-cerita tentang hal ini. Satu hal yang menggerakkan hati gue ketika dia menyinggung soal teman-temannya yang udah terpencar di berbagai sekolah. Dia bilang bahwa nikmatilah masa-masa akhir bareng temen-temen pas liburan ini, soalnya setelah nanti pencar, mau gabung lagi susah. Ada masalah ketika kita pulang negeri, temen-temen kita masih ujian, ataupun ada yang pulang dari luar negeri.

Gue baru sadar, selama ini agak jauh dari 'dunia sosial' gue. Gue sibuk dengan pengembangan diri sendiri yang bersifat individual seperti belajar membaca, berenang, main game online dll dengan maksud agar gue tidak 'kaget' dengan individualitas di sana. Gue udah jarang jalan-jalan bareng temen-temen sekolah, ke café-café dll.

Mungkin banyak dari mereka yang udah sadar bahwa mereka akan meninggalkan teman-teman mereka di Canisius, Jakarta ataupun Indonesia. Tapi gue lain, gue baru sadar seminggu yang lalu. Gue terlalu sibuk sama diri gue dan lupa, padahal waktu yang tersedia buat gue hany tinggal 1-2 bulan lagi. bahkan sudah ada temen gue yang pegi..

Gue yakin, nanti setelah gue sekolah di luar, gue bakal kangen banget sama temen-temen gue, kangen juga sama hal-hal di Indo
dari yang jelek :
macet, makanan kotor & bermicin, preman-preman di tomang yang nyetopin mobil buat 1000, kopaja and mikrolet si raja jalanan, motor yang selalu benar walaupun dia salah.
sampe yang bagus :
ada pembantu, kemana-mana ada mobil and supir, ga usah repot karena ada yang cuci piring, pokoknya diservis terus deh, harga barang murah, hidup santai dll.

Gue yakin, seyakin-yakinnya, akan rindu ini semua.

Pesan buat teman-teman seperjuangan gue pas main bola, main game, mudika, maupun belajar :
1. Dimas a.k.a samid, opa
Wahai yang jadi temen gue udah 10 tahun.. jangan lah baca komik sambil tiduran molo, belajar tuh mandarin dan inggris!~ wakkaka.. btw, jadi pemain bola aja di jepang, APU mid! Jangan kebawa emosi dengan hal-hal kecil, apalagi sama nyokap lu hehe.

2. Darryl a.k.a arab
Temen sekelas gue yang hitungan kadang-kadang, udah sekelas 3 tahun.. gimana ga bosen?! Dari basa basi pas masuk kelas 1 sma, sampe ngakak, ngambek, marahan, ngerjain orang bersama-sama pas kelas 3.. sorry bro gue kemaren ga ke airport, sorry banget. Rugi jg sich gue ga bisa liat lu na**** ahaha.

3. Matthew
Gue suka bgt cara mengkritik orang lu yang bagus and pedes, tapi inget tiu, ga semua orang bisa terima cara lu :). Lebih banyak lagi menghargai pendapat n pandangan orang lain.. sejauh ini udah meningkat jauh dibanding dulu hehe.. semoga tambah jago lu maen bolanya, gue usahain gue bs dapet transfer ke US, maen bola bareng, haha :D

4. Teman-teman mudika
Ini komunitas yang paling hebat yang pernah gue ikutin. Yang paling gue salut dari komunitas ini adalah rasa kekeluargaannya, hebat bgt deh. Gue bakal rindu bgt event-event mudika dari retreat sampe tablo kemaren.. Gue udah nganggep lu orang sodara-sodara gue. I'll miss u all my bros and sis.
kiri ke kanan meja depan
(erika, matthew, gue, alvin, ruth, aris)


5. Teman-teman Canisius n Sanur
Terima kasih atas segala-galanya selama 3 tahun ini, semoga pertemanan dan persahabatan kita ga bakal hilang begitu aja.. Kalo sukses jangan lupa ma temen-temen lu lho!~ haha.. ingat.. kejujuran penting untuk membangun negara yang lagi sakit ini.

6. Teman-teman SD-SMP Kemurnian II
thx bgt buat dukungannya baik selama 3 tahun, 6 tahun maupun 9 tahun. masa lalu lah yang membentuk gue jadi seperti ini.

I'll miss you all.. semoga persahabatan ini bakal abadi.

(Maaf, kalo ditulis semua, ga bakal muat, yang mao minta pesen dari edgar ini, panggil aja di msn ya wakkaka. )

Buat gue sendiri :
Gue akan coba jadi pribadi yang ga plin plan, dan yang paling penting adalah gue harus menjaga kesehatan gue. So, sorry2 aja nih kalo gue paling bawel soal makanan, esp. makanan dipinggir jalan haha.

foto bareng tim bola cc kelas 3 di grad night

(darryl, gue, yosa, matthew, acun)


Ernest jg bilang “lu akan melihat indahnya Jakarta dari pandangan seorang yang di luar negeri.”
Dalem ati gue “Gue tunggu nest.., hahaha”
Anyway, thanks to Ernest.. ga nyangka lho gue nest wakkaka :p

Good luck buat 2 temen gue yang udah ke ausie melanjutkan sekolahnya, mita and darryl. semoga dapat berjuang semaximal mungkin disana, jgn macem-macem lho wakkaka :p

posted by edgar @ 10:21 PM, ,


Bandung oh.. Bandung part III.

Hari IV (7 Juni 2006)

Hari ini, pengawas yang baru, berbeda dengan kemarin, bilang ga boleh pake jaket.. Wow.. hebat sekali.. Ada murid yang ngomong “kemaren disuruh pake jaket”. Balasannya “gpp, lepas aja”
Alhasil? Ada anak yang sakit, di belakang gue, masuk angin sepertinya. Dia jadi ga bisa mengerjakan dengan maksimal kan? Apa ITB bertanggung jawab? Mereka terlalu sibuk ngurusin 1 anak yang masuk angin gara2 ketidakprofesionalan regulasi yang diberlakukan.

Setelah ngobrol-ngobrol bareng anak cc, ternyata ada ketidaksamaan aturan. Jadi tes bakat skolastik dibagi 3 bagian, dimana waktu yang disediakan 20 menit untuk sesi verbal 45 menit untuk deret dan 25 menit untuk analisis. Di ruangan gue, setiap sesi di timing. Pada sesi pertama, peserta ga boleh ngerjain sesi 2 dan 3. setelah sesi pertama selesai, peserta tidak boleh mengerjakan sesi pertama lagi dan harus lanjut ke sesi kedua dst. Tetapi hal beda terjadi di ruangan temen gue. Mereka diberikan kebebasan dalam waktu 20+45+25 menit tersebut untuk mengerjakan sesi mana duluan. Kalo begini, mana yang dirugikan yah?

Sesi tes bahasa inggris.. waktunya 1 jam. Gue selesai 30 menitan, ga ada kerjaan deh. Akhirnya gue ngobrol sama pengawas, kebetulan dia itu karyawan di ITB. Setelah ngobrol-ngobrol, dapat ditangkep bahwa inti dari pembicaraan tersebut adalah mereka kecewa dengan apresiasi ITB terhadap pekerja yang sudah lama kerja. Ia, sebut saja S, juga sempet ngobrol sebelumnya sama pengawas yang jg karyawan ITB. Karyawan tersebut menyebutkan dia udah bentuk usaha sendiri, soalnya jadi pegawai negeri (karyawan ITB) nanti kalo pensiun gawat. (gue nguping lho ini hahaha). S juga cerita sekarang banyak karyawan yang di tawarin pensiun muda.. pada mereka berusia 50-54 tahun. Kalau pada usia segitu mereka udah kerja 28 tahun, uang pensiun mereka sekitar 24 jt rup, kalo 55-58 lebih murah uang pensiunnya. Dedikasi selama 28 tahun hanya dihargai sebesar 24 jt rup.. Memang keliatannya besar.. tapi dia bilang.. kalo dibandingin pertamina.. lulusan sma udah kerja lama bisa dikasih 100-200 jt. Jauh bukan? Haha..

Selesai test, kita bukannya belajar. Tapi kumpul di hotel gue : gue rianto purba ma ucrit ngegosip.. ke ciwalk (cihampelas walk) terus ke valley deh. Di valley bagus bgt, 40 rb ud kenyang, kan minumnya air putih aja refill + gratis haha. Pemandangannya top, dan kita foto-foto disana dan yang pasti ada adalah acara ‘gosip’ hahaha.. besoknya tes mipa terpadu, tapi kita belajar ngegosip. fotonya (thanks buat ucrit bawa digicam hehe)


kiri ke kanan : gue, rianto, purba, ucrit (kyk di luar negeri bo haha :p)


Kembali ke hotel gue, disana tambah orang buat ngegosip yaitu dito dan ap hehe. Tambah seru aja ngegosipnya. What a nice moment, i’ll miss those times.. hiks..

What a nice time, i’ll miss that moment :)

Hari V (8 Juni 2006)

Setelah tes mipa terpadu gue pulang ke Jakarta. Gue sakit perut, kata dokter gara2 tegang tes di ITB. Untung cepet sembuh :)

Wisnu dateng ke bandung, jalan2 ma ucrit rianto purba dito dkk. Maap wis gue ga ikut jalan2 hehe..


Di bandung gue dapat beberapa hal.
1. Pengetahuan berharga mahal.. gue harus mengeluarkan biaya sebesar kurang lebih 500 rb untuk pengetahuan yang gak bakal gue lupain :)
2. Menejemen dan regulasi peraturan yang asal-asalan akan merugikan peserta USM ITB sendiri. Sehingga dapet gue simpulkan dengan menejemen yang baik, peserta akan bisa dengan maximal mengerjakan tes dan tidak ada yang merasa dirugikan.
3. teman-teman sangatlah berharga buat kita :)

Overall, gue suka ma lingkungan Bandung :)Gue bangga juga indo punya univ seperti ITB, Cuma 1 hal yang bikin kecewa kecewa.. menejemen yang ga baik pada USM untuk universitas sekelas ITB.

posted by edgar @ 11:02 PM, ,


Bandung oh.. Bandung part II.

Hari II (5 Juni 2006)
Gue dateng H -1 untuk mencari dan memastikan tempat test gue. Setelah selesai, gue pergi ke hotel yang telah dipesan nyokap gue melalui travel golden rama bandung, nama hotel tersebut “Royal Dago”. Dari nama aja, kurang meyakinkan, setelah melihat dari depan jalanan, lebih kurang meyakinkan.. setelah masuk dan melihat resepsionis, sangat tidak meyakinkan. Di resepsionis tersebut ada piagam dimana tertulis royal dago yang disahkan oleh menteri pariwisata tahun 98 dengan 2 bintang berwarna emas. Tapi ada satu yang mengganjal, di kanan bawah tertulis berlaku hanya sampai tahun 2001.. ha ha ha.. (tertawa sinis di dalam hati).

Gue lantas saja protes, kok dikasih hotel gini dll.. kamarnya aja ga comfortable bgt. Puncaknya, pas gue ma nyokap minta ganti kamar karena bau rokok. Tetapi, mengingat tuh hotel penuh, jadi ga bisa tuker kamar, lantas, room boy dateng bawa sejenis pewangi dan nyemprotin aja seluruh kamar. Gue tadinya ga tau itu botol apaan, terus gue minta liat. Ternyata itu botol sejenis bayfresh rasa LEMON.. Dalam hitungan detik, kamar gue mengeluarkan bau yang sangat menusuk. Langsung aja nyokap gue pindah ke hotel yang direkomendasikan oleh temen nyokap yang tinggal di bandung.

Royal Dago (bintang 2)
Kamar : Rp. 300.000 /malam (standar)
Kamar supir : Rp. 75.000

New Sany Rosa (bintang 3)
Kamar : Rp. 297.500 /malam (deluxe)
Kamar supir : Rp. 90.000
Nb : diskon 20% untuk kamar, dari 375 jadi 297.5

Kualitas hotel yang berbeda jauh, tetapi harga mirip dan bahkan bisa dibilang sama. Ironis. Maksud nyokap pilih royal dago karena kata orang travel deket dengan itb, tapi toh new sany rosa jg deket. Sialnya, nyokap gue udah bayar 3 malam di royal dago, akhirnya ke tour travel untuk minta balik duitnya dan kena charge biaya administrasi 450rb+. Padahal, setelah gue ninggalin hotel royal dago, langsung ada orang yang dateng, dan dikasih check in di kamar gue dengan bayaran biasa. So, tuh hotel ga rugi kan? Malah untung pula..

Satu hal yang gue ga terima adalah orang travel golden rama bandung. Pada waktu nyokap gue nanya royal dago adalah hotel berbintang berapa, tuh orang travel jawab GAK TAU. GAK TAU? Untuk sebuah renowned travel agent seperti golden rama? Lagipula royal dago itu bukanlah hotel yang baru berdiri minggu lalu, bulan lalu ataupun tahun lalu. Itu udah kurang lebih 8 tahun lamanya. Memang sich, kalo dijawab hotel bintang 2, kamarnya ga enak, mana mungkin penuh kayak kemaren pas gue dateng. Tapi gue ga suka cara mereka ngomong GAK TAU.

Ada beberapa kemungkinan
- Mungkin tuh orang baru tinggal di bandung.
- Mungkin emank bener-bener ga tau
- Mungkin strategi dagang
dll.

*Pengetahuan hari II dibeli dengan harga kurang lebih 450 rb rupiah.

Hari III (6 Juni 2006)

Hari ini test hari pertama, psikotes. Jadwal tes 7.30 – 13.00 tanpa istirahat. Mereka tidak sadar bahwa manusia ada kebutuhan biologis, yaitu ke wc dan makan (bagi yang punya maag, seperti gue ga makan selama waktu segitu agak berat). Lalu, apakah dengan keadaan lapar dan menahan kencing kita bisa secara maximal mengerjakan psikotes? Padahal, kita diharapkan dalam kondisi yang prima dalam mengerjakan psikotes. Setelah gue minta ke pengawas, baru dikasih waktu ke wc sekitar pukul 9.00. Namanya udah kedinginan, jem 11.00 gue mao kencing, padahal ga minum. nahan-nahan deh, tapi ga dikasih waktu jg, akhirnya minta lagi sama pengawas.. baru dikasih waktu untuk ke wc.

Pengawas pada akhirnya ngomong, besok disuruh bawa jaket karena keadaan dalam ruangan dingin sekali.

Saran : Lebih baik kalo di set setiap 1 ½ atau 2 jam pelajaran diberi waktu untuk ke wc J. Karena psikotes itu memerlukan kondisi yang benar-benar bagus. Toh Cuma 5 sampai 10 menit.

posted by edgar @ 11:00 PM, ,


Bandung oh.. Bandung part I.

Gue kemarin melewatkan 5 hari 3 malam di bandung untuk urusan USM ITB yaitu pada tanggal 26 mei 2006 untuk mengembalikan formulir dan 5-8 juni 2006 untuk ikut test USM ITB.

Hari I (26 Mei 2006):

Gue nyampe di kota Bandung sekitar pukul 9 pagi dan langsung menuju area kampus ITB. Setelah tanya-tanya kepada orang jualan di sekitar kampus, ternyata pengembalian formulir di gedung ganesha, bersebelahan dengan ITB.

Setelah memberi informasi, lantas penjual tersebut menawarkan map merah, katanya kalau ga pake map merah, nanti sudah kedalam disuruh keluar lagi. Kita, orang Jakarta, pasti ga mau ambil resiko udah jauh-jauh ke Bandung dan disuruh balik lagi, jadi belilah 5000 untuk 2 map merah. Setelah itu, ada lagi yang nawarin buku ujian masuk USM. Nyokap langsung bilang udah punya, dan gue pun setuju untuk tidak membeli. Tapi dia bilang bahwa ini beda (sambil menunjukkan berbagai macam warna buku). Gue udah punya yang warna biru di rumah, dan sekarang nyokap beli yang warna putih. Dari 105 rb, ditawar jadi 40 rb (si ucrit dapet 30 rb). Abis itu, dateng lagi pedagang yang nawarin lem, kalo gak beli lem, ntar ga bisa nempel foto dll. Alhasil, habislah 55 ribu untuk pen, pensil, lem, buku dan 2 map merah.

Setelah melewati beberapa step, sampailah gue pada step yang cukup ‘amburadul’ dimana peserta memberikan berkas-berkas dokumen kepada pengawas untuk diperiksa. Ini ilustrasi gambarannya.

Jadi, setelah gue liat tulisan PMBP di sebelah kiri dan banyak orang yang duduk di sebelah kiri, ya gue langsung aja duduk mulai dari baris 1. Prosedurnya begini, peserta yang duduk di depan pengawas sudah selesai, kemudian salah satu peserta dari baris ke 8 maju ke depan. Hal ini sangatlah memicu adanya ‘aksi serobot-serobotan’.

Pertama-tama, barisan gue masih ada ‘tenggang rasa’ jadi yang maju duluan ya kasih duluan aja. Tapi lama-kelamaan, orang-orang dari belakang mulai nyerobot. Gampangnya, secara etika, setelah 5 orang dari 1 baris maju, baru 5 orang dari baris belakangnya menempati baris tersebut. Yet, kenyataan yang terjadi lain. Ada yang dari 1 e, lalu depannya keluar, langsung aja tuh orang taruh tasnya di 2e biar ga diserobot. Terus ga ada beberapa detik depannya keluar lagi dan dia langsung taruh tas di 3e. gue yang udah 10 menit duduk langsung kalah sama yang baru duduk. Wow.., tapi itu belum seberapa.
Ironis, kebanyakan dari mereka adalah kalangan menengah ke atas. Saya dapat simpulkan demikian karena SDPA (uang sumbangan) yang harus dibayar sebesar 45 jt. Jadi ya, bisa dibilang mereka orang middle to up. Tapi nyatanya? Apakah mereka diajarkan sopan santun oleh orang tua mereka supaya NGAK NYEROBOT?

Saat gue udah di bagian tengah-tengah, ada pengumuman bahwa yang pmbp, boleh aja di meja pemeriksa bertandakan fksrd dan sbm begitu juga sebaliknya. Langsung saja aksi serobot-serobotan tambah parah. Ada beberapa hal lucu tapi ngeselin. Ada 1 orang baru dateng (kebetulan pintu masuk langsung berhadapan dengan meja pemeriksa) dan langsung aja tuh orang duduk di depan meja pemeriksa yang kebetulan baru aja berdiri peserta yang di depan meja tersebut. Lantas saja pada ketawa, biarpun dalem ati tuh pasti kesel. Ada juga yang lagi ngobrol2 ketawa di 7 f, tiba-tiba diserobot peserta yang duduk di 6f untuk ngerebut tempat duduk di 8f. lucu juga.. Cuma ngeselin aja haha..

Akhirnya selesai juga berbelas-belas step yang melelahkan. Fuh.. untung cuma satu step yang serobot-serobotan. Tapi kok gue ngerasa ada yang ganjil yah? Oh iya, map merah dan lem. Di dalam ruangan tersebut lem tersedia, jadi yang kita butuhkan hanya pen dan pensil (itupun bisa minjem). Sedangkan map merah SAMA SEKALI TIDAK DIBUTUHKAN.

Memang tidak ada tulisan di formulir untuk membawa map merah. tp
saya bingung, kenapa panitia ITB sama sekali tidak ada reaksi terhadap pedagang-pedagang, atau yang pantas disebut penipu2 di depan gerbang. Reaksi ngasih tau jangan beli kek, atau kasih kertas pengumuman kek. Atau memang ITB sengaja / disuruh oleh preman setempat agar membiarkan para penipu itu berkeliaran? Jadi ada beberapa kemungkinan
1. ITB cuek, ga peduli.
2. ITB memang sengaja biar nambah penghasilan penduduk sekitar.
3. ITB takut ma preman-preman sekitar.
4. Orang-orang luar kota emank gampang kena tipu, termasuk gue, jadi buat pengalaman lah hitung2. lol

Gue pulang dari bandung sekitar jem 7 an. Ternyata gue baru nyadar bahwa tol bandung- Jakarta tidak terdapat lampu-lampu di pinggirnya. Hanya ada buletan-buletan kecil di pinggir jalan yang memantulkan sinar sinar mobil supaya mobil ga nyosor keluar jalur. Konsekuensinya? Mobil-mobil kebanyakan nyalain lampu jauh, dan yang terkena lampu jauh tersebut adalah mobil yang lagi melaju dari arah sebaliknya. Sehingga terkadang sangat silau dan susah untuk menyetir. Hal ini yang akan meningkatkan persentase kecelakaan.


*Pengetahuan di hari I dibeli dengan harga 55 ribu rupiah

Saran :
1. Mungkin di formulir ITB lebih baik ditulis “Jangan membeli barang-barang dari pedagang di sekitar ITB yang tidak terdapat diformulir”. Mungkin jumlah penipuan akan dapat ditekan jauh.

2. Untuk bagian yang antri, mengingat mental orang indo masih banyak yang suka nyerobot, lebih baik setiap peserta yang masuk ruangan diberi nomor, lalu dipanggil oleh pengawas. Memang lebih repot dan makan waktu lebih banyak sedikit. Tapi, ini adalah profesionalitas dan system management yang lebih baik daripada yang system ‘amburadul’ tersebut.

3. Dengan tidak adanya lampu harga tol memang dapat ditekan. Tapi toh, untuk keselamatan para pengguna tol, lebih baik dipasang lampu walaupun harga tol naik. Semua keputusan pasti ada konsekuensinya.

Tapi diantara kekurangannya, ITB menurut gue adalah salah satu universitas keren lho di Indonesia. Bayangkan gue kenalan sama orang dari Manado yang capek-capek dateng ke Bandung buat tes. Mereka udah abisin total 10 jt buat biaya kembaliin formulir sama buat ikut tes. ITB punya fasilitas seperti lapangan tennis, kolam renang, lapangan bola hijau maupun yang tanah, kampus gede, dan udaranya enak dibanding Jakarta.

posted by edgar @ 10:45 PM, ,